Article Detail
NEW TEACHERS, NEW SPIRITS, NEW SOUL
Ibu Maria Magdalena Wargiani, S.Pd. atau yang biasa dipanggil ibu Maria ini menjadi wali kelas IV D dan menjadi guru pengampu mata pelajaran PKn dan Bahasa Indonesia Kelas IV. “Bukan hal yang mudah bagi saya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan keadaan di sini.” Tutur Ibu kelahiran Baturaja, 22 Juli 1995 ini ketika ditanya mengenai bagaimana kesan mengajar pertama di SD Santo Yosef Lahat. “Meskipun saya lahir di Sumatera kan tapi saya sudah lama nggak di Sumatera dan ini pertama kali ngajar di Sumatera.” Hal ini menjadi tantangan beliau dalam mengembangkan diri lagi baik dalam melaksanakan pembelajaran maupun manajemen diri. Hal ini membutuhkan kematangan diri baik dari segi spiritual dan mental, karena menurut beliau tanpa mengandalkan Tuhan, tidak akan mampu menjadi sosok pribadi yang survive dan ingin selalu menjadi guru yang lebih baik.
Meninggalkan kebiasaan lama bukanlah sesuatu yang mudah. Kira-kira hal inilah yang dialami oleh Ibu Chatarina Murdiyati. Ibu yang biasa disapa Bu Ati ini saat ini mengajar pendidikan Agama di kelas V. “Yang pasti kaget mbak, ketika biasanya mengajar SMA dan sekarang mengajar SD.” Jelas beliau ketika ditanya bagaimana kesan awal mengajar di SD. Perubahan suasana pembelajaran dan karakter perkembangan siswa yang dihadapi membuat ibu kelahiran Sleman, 07 November 1965 ini merasa perlu untuk belajar dan belajar lagi dalam menemukan metode pembelajaran yang sesuai untuk siswa SD. “Saya merasa senang mengajar di SD, merasa mendapat penghiburan dengan sikap dan tingkah laku anak-anak.” Tutur beliau.
“Miss Sella… Miss Sella…” begitulah para siswa selalu menyapanya. Ibu cantik kelahiran Blitang, 27 April 1994 ini mengampu pelajaran Bahasa Inggris kelas I dan II. Ketika ditanya kesan awal mengajar di SD Santo yosef Lahat, beliau merasa takut karena masih harus beradaptasi dengan lingkungan yang baru dan karakter yang belum dikenalnya, “Duh, mereka bisa menerima apa yang saya ajarkan tidak ya?” Namun, Bu Sella dengan cepat bisa mengenal para siswa dan mulai memahami karakter siswa dengan mengerti kelemahan dan kelebihan mereka dalam belajar. “Saya merasa lebih disiplin terutama dalam hal waktu, menjadi pribadi yang lebih sabar dalam segala hal.” Beliau menuturkan perubahan yang terjadi dalam dirinya. Segala sesuatu memang harus dimulai dari diri sendiri, manajemen diri yang baik akan menghasilkan apa yang kita kerjakan baik. Bu Sella selalu ingin meningkatkan kompetensinya dalam mengajar, menjadi guru yang melayani setulus hati, karena keegoisan masih cenderung menguasai diri. Menjadi guru kreatif dan menjadi diri sendiri.
Bu Fenty, begitulah panggilan dari ibu guru baru yang mengampu pelajaran Matematika kelas IV SD Santo Yosef Lahat tahun ajaran 2016/2017 ini. Awal yang canggung adalah hal yang dirasakan bu Fenty ketika pertama mengajar di SD Santo Yosef Lahat ini. Beliau mengatakan bahwa pengetahuan tentang mengajar masih sedikit, namun hal ini bukan menjadi masalah lagi ketika mau belajar untuk menemukan kelemahan diri dan memperbaikinya. Disiplin waktu dan mencoba untuk sabar dalam menghadapi siswa adalah kunci untuk membuatnya menjadi guru yang lebih baik.
Pak Lukas Suratno, S.Pd. adalah guru olahraga di kelas IV SD Santo Yosef Lahat. “Tidak percaya diri, canggung, harus mengenal karakter anak satu dengan yang lainnya berbeda.” Jelasnya mengenai pembelajaran yang dilaksanakannya.
Menjadi seorang guru, bukan hanya mengajarkan hal-hal yang bersifat akademis, tapi juga pada pembentukan karakter siswa untuk menjadi anak yang lebih baik lagi. Guru baru adalah figur yang baru pula bagi para siswa, masih sama-sama belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Seperti sebuah kata-kata bijak bahwa hasil tidak akan mengkhianati proses, hal ini dapat menjadi motivasi dan langkah awal yang baik bagi para guru baru untuk berusaha memberikan yang terbaik bagi para siswa. Berbekal semangat Cc5 (Compassion, Conviction, Competence, Celebration, Creativity) dari bunda Elisabet, semoga dapat membangkitkan semangat mengajarkan hal-hal yang baik bagi para siswa. Satu hati! Satu semangat! Tarakanita! Yes!!!!!
-iaa
-
there are no comments yet