Article Detail

Aku, Kamu, dan Kenangan

Sahabat, sekarang kita bukan anak kecil lagi seperti pertama kita bertemu dulu. Aku sudah bertumbuh begitu juga denganmu. Kita menginjak masa remaja, yang katanya adalah masa yang indah. Hari ini kita bertemu lagi, setelah sekian lama kita sibuk dengan kegiatan kita masing-masing. Ditemani orang tuaku, aku memasuki gedung dan menyapamu penuh semangat. Tak hanya ada kita, tapi semua guru juga ikut berkumpul dalam aula itu. Suasananya sangat ramai, aku sangat senang bisa berkumpul dengan kau sahabat dan teman-teman kita yang lain. Satu persatu susunan acara kita lewati bersama dan akhirnya kita tiba dipenghujung acara hari ini. Lagu perpisahan dimainkan membuat suasana seketika membiru. Kita dipanggil untuk naik ke atas panggung dan berfoto bersama guru wali kelas kita. Setiap kelas punya dua kali kesempatan berfoto. Mungkin ini foto terakhir kita bersama-sama dalam suasana ini. Berikan pose terbaik kita, agar suatu saat kau ingat akan masa yang kita lalui ini. Tangisku pecah ketika menyentuh tangan-tangan para guru, dengan nada yang masih berat terucap kata untuk pahlawan. “Terima kasih Guruku, kalian memang benar pahlawanku”. Lalu kurengkuh pundakmu sahabat, tangisku semakin tak tertahan, aromamu terkenang sampai nanti. Terima kasih sahabat, terima kasih untuk waktunya dan terima kasih untuk kenangannya. Jika nanti kita bisa bertemu, biarlah tempat ini yang akan menjadi kenangan kita. Tempat kita bertemu dan bertumbuh, juga belajar tentang menjadi besar. Ditempat ini aku menunggumu, untuk menceritakan semua tentang kenangan kita. Sahabat, terima kasih.(Tipip)
Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment