Article Detail
Our Trip Our Adventure
Dimana saja, kapan saja, dengan siapa saja bersantai bisa dilakukan. Tapi banyak hal yang lebih menyenangkan dibandingkan hanya pergi bersama dengan teman dekat atau keluarga saja. Jum’at, 2 Desember 2016 pukul 15.00 WIB seluruh karyawan SD STY berkumpul di depan gerbang sekolah. Bukan karena kegiatan jalan santai atau yang lainnya. Kali ini kegiatan kami adalah menunggu. Tahun ini adalah tahun rekreasi bagi Unit SD STY dan kami berekreasi ke Pulau Pahawang. Sebelumnya kami tidak ada yang tahu dimana pulau itu berada dan apa yang bisa kami nikmati disana, kami hanya mencari-cari melalui internet. Kurang lebih setengah jam kami menunggu, akhirnya bus Pariwisata yang akan mengantarkan kami tiba. Kami semua mulai memasukkan barang bawaan dan naik ke bus, tak lupa sebelum berangkat diawali dengan berdoa. Mohon berkat dan pendampingan dari Tuhan untuk perjalanan yang lancar dan susana yang menyenangkan saat menikmati liburan kami di Pulau Pahawang nanti.
Sekitar pukul 06.00 pagi kami sampai ditempat tujuan, kami mulai meluruskan badan dan turun membawa barang bawaan. Angin laut langsung menyambut kami, suasana berdebar-bebar muncul dari kami masing-masing yang siap untuk menikmati rekreasi kami bersama di Pulau Pahawang. Kami berjalan menuju “basecamp” kami dekat dermaga. Beberapa dari kami mulai mandi dan ada yang hanya berganti pakaian, alasannya “kan nanti mau masuk air juga”.
Sepertinya cuaca kurang bersahabat dengan kami, angin mulai kencang dan ombak mulai tinggi. Kami mulai khawatir, jangan-jangan kami tidak bisa pergi untuk menyebrang. Sampai bosan kami menunggu dan satu persatu dari kami mulai menyibukkan diri mencari kegiatan untuk mengatasi kebosanan kami. Ada yang pergi cari makan, ada yang berfoto selfie, ada yang nonton, ada juga yang tidur lagi. Karena terlalu lama kami menunggu, kami jadi putus asa. “Ya sudahlah, kita ke hotel saja”, “cari tempat yang lain saja”, “Ayolah, bersahabatlah dengan kami angin, ombak”, “masih belum berangkat kita ini ya?” mulai terdengar gumaman dari beberapa anggota. Cukup lama kami menunggu sampai akhirnya bertemu jam makan siang. Yah, mau atau tidak harus tetap menunggu sampai angin dan ombak mereda. Puji Tuhan, akhirnya angin dan ombak mulai mereda, tapi gumpalan awan gelap terlihat dari kejauhan. Gerimis juga membasahi tempat kami, tapi semangat kami tidak luntur demi mendapatkan yang kami inginkan.
Usai makan siang Tour Guide kami mulai menawarkan lagi “berani gak kita nyebrang? Kalo berani kita bisa pergi.” Dengan semangat ’45 kami beranjak dari tempat duduk dan mulai mengambil alat untuk Snorkeling dan pelampung. Kami menggunakan tiga kapal untuk menyebrang. Kurang lebih satu jam kami berada dilaut untuk sampai ke Pulau Pahawang. Tapi kami tetap menikmati perjalanan sampai ke tujuan. Angin dan ombak mulai naik lagi dan terpaksa pakaian yang kami kenakan jadi basah. Kami berlayar seperti seorang bajak laut. Naik, turun, diguncang kekiri, kekanan, dibuat hampir mabuk, beruntungnya fisik kami tidak lemah, jadi tidak ada yang mabuk laut. Sebelum ke Pahawang kami diajak ke Pulau Kelagian Linuk, kami hanya mampir untuk makan siang, tak lupa kami mengabadikan kegiatan kami dengan berselfie. Lanjut, kami berlayar lagi menuju tempat untuk Snorkeling, ramai dan banyak wisatawan lain juga datang untuk menikmati keindahan laut. Menyenangkan, seru, lucu, dan hal di luar dugaan terjadi, bu Supri salah satu anggota kami yang pertama kali masuk ke laut, tapi ternyata beliau belum bisa menyesuaikan diri dengan laut dan kedalamannya. “Dek... dek... gimana ini, aku gak bisa”,sebagian tubuh beliau sudah masuk ke laut. “Tunggu dulu aku mau naik dulu” ujar beliau sambil berusaha naik ke atas kapal. Lain lagi dengan bu Agnes Julianti dan bu Sumiati, mereka berdua sudah masuk ke air tapi belum bisa menyeimbangkan tubuh, jadi berpegangan pada pak Samuel. Lucunya, pak Samuel hampir tenggelam karena digendongi oleh dua ibu guru ini. Beberapa ada yang sudah bisa menyesuaikan diri, ada juga yang masih mencari pegangan, dan ada juga yang masih bergelantungan di sekitar kapal. Beberapa dari anggota kami tidak ikut Snorkeling, karena tidak membawa ganti dan takut untuk masuk ke laut, mereka hanya menikmati di atas kapal.
Keindahan alam yang biasanya kami nikmati sebatas tontonan di televisi atau internet, kini benar-benar bisa kami nikmati dan rasakan. Beban pekerjaan yang biasa kami hadapi terbayar lunas dengan keindahan alam yang Tuhan ciptakaan. Canda dan tawa terdengar renyah dan lepas dari kami semua. Terima kasih Tuhan, terima kasih Lampung, terima kasih Pahawang. (pt)
-
there are no comments yet