Article Detail

Perwujudan APP 2017

Indonesia adalah negara yang sedang dan terus membangun, maka umat diajak untuk menjadi pelopor tentang bagaimana membangun negara Indonesia dengan benar. Sumber daya alam yang melimpah di Indonesia hendaknya dimanfaatkan dengan semestinya (yang berkeadilan dan berkeutuhan ciptaan) yakni jika bisa diimbangi dengan sumber daya manusia yang bermutu. Salah satu cara untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas pertama-tama adalah dengan memberikan pendidikan yang memadai dan pemahaman yang benar tentang tanggungjawab terhadap sumber daya alam yang Indonesia miliki. Suatu pendidikan yang mestinya bisa membawa perubahan baik yang nyata.
Perubahan nyata yang diharapkan adalah dalam bentuk pembaharuan hidup, baik dalam bersikap maupun dalam bertindak, mulai dari hal kecil sampai ke hal besar yang diawali dari keluarga. Yang ingin dicapai tentu saja adalah visi agung Allah, yakni keutuhan ciptaan. Dan karena yang menjadi problem adalah kerusakan keutuhan ciptaan itu, oleh karena berkurangnya rasa hormat dan penghargaan manusia terhadap ciptaan yang lain, maka yang harus dibereskan dalam hal ini adalah mengembalikan rasa hormat dan penghargaan itu demi kesejahteraan hidup manusia sendiri.

Keluarga masih dijadikan sebagai sasaran sekaligus subyek  yang paling menentukan untuk adanya perubahan di dunia dewasa ini adalah sel terkecil dari komunitas dunia, yakni keluarga. Keluarga dilihat sebagai basis terkecil yang akan paling efektif untuk mewujudkan gerakan yang boleh disebut sebagai gerakan pertobatan ekologis ini. Melalui keluarga sebagai titik awal, gerakan pertobatan justru akan menjadi modal dasar untuk bisa merangkum semuanya, karena setiap pribadi dalam keluarga adalah juga elemen dari komunitas-komunitas kategorial lainnya yang lebih luas dari keluarga sendiri. Misalnya seorang bapak dalam keluarga, ia adalah juga anggota dari lingkungan atau warga RT, atau ia aktif di organisasi massa atau bahkan partai politik, yang nantinya ikut terkena pengaruh baik dari gerakan bersama, yang sebelumnya berawal dari keluarga. Di sinilah letak arti dari sebuah lingkaran pengaruh yang benar, yakni mulai dari yang terkecil, kemudian makin lama makin besar dan luas.
Visi keutuhan hidup bersama musti kita pahami sebagai suatu relasi harmonis antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam ciptaan lain dan manusia dengan Allah Sang Pencipta segala sesuatu. Keutuhan ciptaan mencakup manusia dan lingkungan hidupnya. Tanggungjawab akan hal ini menjadi tanggungjawab semua orang, mulai dari keluarga melalui kesadaran anggota-anggotanya untuk menghormati dan menghargai alam. Penghormatan dan penghargaan yang benar terhadap alam ciptaan akan menentukan pengelolaannya secara baik dan benar dan juga penjagaan dan pemeliharaannya. Dengan itu kita dapat berharap keseimbangan dan fungsi alam sebagai penyangga peri kehidupan dapat terjaga dengan baik pula.


Sekolah sebagai tempat / wadah untuk mendidik anak juga punya kewajiban untuk berperan serta mengembalikan rasa hormat dan penghargaan terhadap ciptaan Tuhan salah satunya dengan menanam dan merawat tanaman.

Anak sebagai anggota keluarga diharapkan juga bisa membawa pola hidup yang benar dalam keluarga.
Bagaimana harus memilah sampah,bagaimana memantau dan merawat tanaman yang sudah di tanam dalamkeluarga di rumah, bagaimana peran serta anak dalam ikut merawat dan bagaimana bisa membawa keluarga untuk hidup berwawasan ekologis.

Dengan kegiatan ini diharapkan siswa menjadi sadar akan pentingnya menjaga dan menghargai  keutuhan ciptaan. (Agus)


Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment