Article Detail

MENYUSUN PUZZLE MENUMBUHKEMBANGKAN DAYA JUANG

Dalam rangka memperingati Carolus Day 2013, Yayasan Tarakanita Region Sumatera ( wilayah Bengkulu dan Lahat) mengadakan kegiatan bersama lomba menyusun puzzle.  Lomba tersebut digelar seusai acara bedah buku “Pijar-Pijar Pendidikan” pada hari Minggu (3/11) mulai dari pukul 20.00 WIB sampai pukul 22.00 WIB. Dengan diadakannya lomba puzzle ini diharapkan setiap peserta  mengingat kembali sosok Santo Carolus sebagai penyemangat dalam berkarya. Peserta lomba terdiri dari seluruh karyawan yayasan Tarakanita wilayah Bengkulu dan Lahat. Teknik pelaksanaan lomba puzzle ini dilakukan secara berkelompok yang mana dalam satu kelompok terdiri atas 4 peserta baik dari Bengkulu maupun Lahat.

Gambar Santo Carolus yang dipotong menjadi 120 potong ini benar-benar membutuhkan ketekunan dan daya juang yang tinggi dari para peserta lomba. Dalam proses perlombaan, tak sedikit kelompok peserta yang merasa kewalahan alias angkat tangan untuk menyelesaikan susunan puzzle tersebut. Akan tetapi, antusias para peserta tetap mengalahkan rasa kewalahan dan keputusasaan. Waktu yang disediakan oleh panitia untuk menyelesaikan puzzle ini adalah dua jam. “ Waduh, rasanya waktu jam tak berarti untuk menyelesaikan puzzle ini” ungkap salah satu peserta.  Wajar saja jika dalam waktu dua jam pun belum ada kelompok yang bisa menyelesaikan puzzle 100%.

Dari pengalaman bapak ibu guru peserta lomba puzzle, maka salah satu guru SD Santo Yosef merasa tertarik untuk mengujicobakan puzzle tersebut pada anak-anak kelas 5. Alhasil, para siswa pun tak jauh beda dengan bapak ibu guru karyawan. Mereka juga merasa putus asa ketika menyelesaikan puzzle tersebut. “Gambarnya kecil-kecil dan mirip sich??”komentar Agnes, salah satu siswa kelas 5. Tujuan diadakannya lomba puzzle gambar santo Carolus bagi para siswa adalah mengenalkan sosok seorang santo Carolus Borromeus yang menjadi pelindung para suster CB. “Kemarin saya coba sedikit menjelaskan tentang santo Carolus pada anak-anak di kelas. Harapannya bahwa mereka tahu gambar siapa yang dipasang hampir di setiap ruang di sekolah.”ujar ibu Surtini, salah satu wali kelas 5.

Beranjak dari pengalaman lomba puzzle yang dilakukan para karyawan dan siswa, maka bisa kita temukan bahwa media puzzle bisa kita terapkan dalam proses belajar mengajar. Media puzzle cukup bisa menumbuhkan motivasi dan ketertarikan para siswa, apalagi siswa SD. Melalui media puzzle ini, salah satu nilai CC5 yang menjadi roh dalam pendidikan karakter siswa tarakanita yakni conviction dapat dikembangkan. Siswa mampu belajar banyak hal ketika menyelesaikan puzzle yaitu belajar berjuang, tidak pantang menyerah, kerjasama, berpikir kritis dan kreatif. Selain itu, media puzzle juga bisa aplikasikan dalam kelompok untuk mengembangkan nilai kerjasama (community).

Oleh: Agnes Surtini, S.Pd.

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment